AGALAIN.ID – Dunia teknologi China lagi ramai nih, gengs. Zhao Weiguo, mantan bos besar Tsinghua Unigroup—perusahaan chip raksasa milik negara-resmi dijatuhi hukuman mati.
Tapi santai, bukan langsung eksekusi. Zhao kena hukuman mati dengan masa percobaan dua tahun, yang artinya dia harus jalani dulu 2 tahun penjara, baru hukuman matinya bisa dieksekusi (atau diubah jadi penjara seumur hidup kalau dia “berperilaku baik”).
Info ini dikabarkan oleh CNA, Jumat (16/5). Zhao dinyatakan bersalah atas kasus korupsi kelas kakap. Dia terbukti ngumpulin cuan buat keluarga dan koleganya dari perusahaan yang dia pimpin sendiri, sampai merugikan negaranya sendiri.
Total denda yang harus dia bayar? 12 juta yuan! Kalau dirupiahin, itu sekitar Rp197 miliar. Duh, bukan angka receh, bro.
Dari Raja Chip Jadi Tersangka
Zhao dulunya salah satu penguasa dunia teknologi di China. Di bawah kepemimpinannya, Tsinghua Unigroup sempat jadi salah satu produsen chip paling top, lewat berbagai akuisisi gede-gedean. Tapi, di balik layar, ternyata perusahaan malah numpuk utang gila-gilaan. Sampai akhirnya gagal bayar obligasi, terus masuk fase restrukturisasi ribet di tahun 2020.
Otoritas China mulai curiga dan buka penyelidikan di 2022. Hasilnya? Ngeri. Zhao ternyata bikin negara rugi lebih dari 890 juta yuan (sekitar Rp14 triliun!) dengan cara belanja ke perusahaan “teman sendiri” pakai harga jauh di atas pasar. Fix, bukan salah klik di e-commerce.
Karier Kinclong yang Berakhir Kelam
Zhao ini bukan orang sembarangan. Umurnya sekarang akhir 50-an, lulusan kampus elite Tsinghua University (kayak “ITB-nya” Beijing), dan udah gabung ke Tsinghua Unigroup sejak 1993. Naik pangkat pelan-pelan sampai jadi bos utama dari 2009 sampai skandal ini meledak.
Dulu, dia pernah nangkring di daftar orang kaya versi Forbes. Kekayaannya sempat tembus USD 2,8 miliar atau setara Rp45,9 triliun! Tapi sekarang? Semua harta disita, hak politik dicabut seumur hidup, dan nama baik? Hancur lebur.
Sumber: merdeka.com













